Terdapat beberapa hadist yang mengungkapkan tentang manfaat dan keutamaan pada surat ini, diantaranya:

Pertama, manusia yang membaca Al-Kahfi pada Hari Jumat akan terhindar dari fitnah Dajjal. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan rajin membaca surat ini pada hari jumat maka akan terhindar dari fitnah tersebut.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (HR. Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)

Kedua, membaca Al Kahfi pada hari Jumat  adalah mendapat pengampunan dosa diantara dua Jumat. Dalam riwayat lain dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.” (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

Ketiga, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (Qs. Al-Hadid: 12)
Dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

Surat Al-Kahfi Pelindung Fitnah Dajjal

Surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93).

Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat atau berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?” Qs. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)

Oleh karena itu, Rasulallah Salallahu ‘alaihi waa Sallam selalu beristi’dzah (meminta perlindunagn kepada Allah) dari empat perkara dalam shalat, yaitu: Fitnah Agama (dalam kisah ashabul kahfi), Fitnah Harta (dalam kisah dua pemilik kebun), dan Fitnah Kekuasaan (dalam kisah raja Zulkarnain).
Karena itu dalam sebuah riwayat di anjurkan membaca surah Al-Kahfi bagi orang yang menemui masa-masa dajjal berkuasa.

“Barang siapa diantara kalian yang mendaoatinya (dajjal), hendaklah dia membacakan ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi kepadanya, karena bacaan itu melindungi kalian dari fitnahnya (dajjal tersebut).” (HR. Abu Daud). (anj/R02)

Sumber : http://www.mirajnews.com/id/keutamaan-surah-al-kahfi/84355

"Awali setiap pekerjaan dengan 
pekerjaan yang baik, 
karena gagal dalam merencanakan 
sama dengan merencanakan kegagalan" 
(Aa Gym)

Kita semua mafhum bahwa untuk dapat mencapai tujuan tertentu, maka langkah pertama yang harus dilakukan menyusun rencana dengan baik. Dengan perencanaan yang baik, maka kemungkinan untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan akan lebih mudah. Meski demikian, tentu tidak semua rencana yang sudah kita susun secara baik dan matang, akan otomatis memuluskan jalan kita mencapai tujuan. Selalu ada kemungkinan gagalnya suatu rencana, atau tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

"lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelepan".Sebuah ungkapan lugas namun sarat.

Menjaga semangat hidup agar tetap menyala adalah sikap mulia. Tuhan pun sangat senang kepada hamba-Nya yang tetap semangatdalam menjalani hidup dan kehidupan, apa pun kondisi yang tengah dialaminya.

Salah satu sifat buruk manusia adalah sering kali kalah sebelum bertanding, mundur sebelum melangkah, Banyak yang menganggap sesuatu itu tidak mungkin, sebelum kita benar-benar mencobanya.

Ketika sukses sudah kita raih, ketika cita-cita sudah berakhir kita capai, ketika popularitas, suah berada digenggaman, tetaplah menjadi dri sendiri. Tidak usah jumawa, tidak perlu tinggi hati. Meski prestasi mencapai langit, kaki harus tetap menginjak bumi. Meski bertabur sanjung puji, tetaplah rendah hati.

Cari Blog Ini

Translate

Flag Counter

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.